KUTEGUHKAN IMANKU DENGAN IBADAH
1.
Mutiara iman dalam diri manusia
Iman dalam kehidupan manusia diibaratkan mutiara dan cahaya
dalam hatinya. Sehingga tanpa iman, maka kehidupan manusia akan menjadi gelap.
Tanpa iman maka jalan hidup seseorang bagaikan tanpa arah tujuan, karena tidak
ada orientasi tertentu dalam perjalanannya. Iman tidak hanya sekedar keyakinan
dalam hati, namun juga diikrarkan di lisan, dan dilaksanakan dengan anggota
badan:
“Iman
itu diyakini dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan dilakukan dengan anggota
badan (perbuatan)”
Hadis tersebut menjelaskan 3 hal yang menjadi unsur penting
sebuah keimanan. Yaitu 1) hati yang meyakini, 2) lisan yang mengikrarkan dan 3)
anggota badan yang selalu menerapkan dalam perbuatannya.
Kecintaan kita kepada Allah, tentulah diawali dari keyakinan
kita akan keberadaan-Nya kemudian lisan kita dengan penuh kesadaran
mengikrarkannya selanjutnya tentulah tanpa paksaan sedikitpun kita dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan kita. Itulah kecintaan yang sempurna kepada
Allah. Itulah keimanan yang haqiqi kepada Allah. Sehingga ia meletakkan
keimanan kepada-Nya pada tempat tertinggi dibanding kecintaannya kepada apapun.
Begitu pula dengan rukun keimanan lainnya, karan tentulah tidak sempurna
keimanan kita, jika hanya mengimani Allah tanpa Malaikatnya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasulNya, hari akhir dan taqdir baik buruk yang kita terima, sebagaimana
hadis riwayat Muslim.
Artinya:
(Jibril)
berkata: beritahukanlah padaku tentang iman! Jawab Nabi saw.: Hendaknya engkau
beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitabNya, kepada
RasulrasulNya, kepada hari kiamat, dan beriman kepada Qadar yang baik serta yang
buruk. HR.Muslim
Dalam konteks sosial, dimana manusia dicimptakan Allah sebagai
khalifah di bumi, maka keimanan seseorang menjadi hal yang mutlak dimiliki.
Bagi kita umat Islam, tidak ada lagi istilah “ini aku dengan segala
keimananku” namun yang harus disebarkan dan ditebarkan adalah inilah
keimananku dengan kasih sayangku. Maka sebagai pelajar hendaknya kita tidak
tenggelam dalam rutinitas religi kita dengan mengesampingkan kawan-kawan di
sekitar kita. Mengapa demikian, karena Rasulullah Saw. sebagai tuntunan kita
pun mengajarkan bahwa kebaikan untuk orang lain juga termasuk kesempurnaan
iman, sebagaimana disabdakan dalam hadis yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim
Abu Hamzah, Anas bin Malik.
Artinya:
Rasulullah
Saw. bersabda: “tidaklah sempurna iman salah seorang dari kau sehingga ia
mencintai untuk saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Namun
sangat perlu kita ketahui, bahwasannya iman memiliki banyak cabang yang dapat
kita amalkan, sebagaimana hadis yang diriwayatkan
Iman
terdiri dari 71 cabang yang paling utama ucapan Laa ilaaha Illallah, yang
paling rendah menyingkirkan gangguan dari jalan adapun malu adalah
sebagian dari iman.
Tidak ada komentar