HADITS TENTANG TOLERANSI
Belajar hadis tentang toleransi
Rasulullah SAW meninggalkan mutiara indah
bagi kita umat islam setelah setelah beliau wafat. Kita dapat mengambil hikmah
dan meneladani sifat-sifat beliau dari peninggalan beliau tersebut. itulah
al-Hadis yang keberadaannya dapat mendekatkan jiwa kita kepada beliau, yang
keberadaannya mampu memperkuat wawasan keislaman yang telah kita pelajari dari
al-Qur’an. Toleransi salah satu sifat unggul beliau pun dapat kita ketahui dari
al-Hadis. Maka kita lestarikan hadis ini dengan menghafalkan dan mempelajari
isi kandungannya.
Berbuat baik kepada sesama
عَنِ ابْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ :خَيْرُ الأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ
لِصَاحِبِهِ وَخَيْرُ الْجِيرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ (أَخْرَجَهُ
أَحْمَدُ، وَالتِّرْمِذِيُّ وَابْنُ حِبَّانَ، وَالْحَاكِمُ وَالْبَيْهَقِيُّ
dari Ibnu `Amr RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan, sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibnu Hibban, Hakim, Baihaqi
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَالَّذِى نَفْسِى
بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَ أَبُو يَعْلَى)
Dari Anas bin Malik RA, sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda, “Demi (Allah) yang jawaku di tangan-Nya, tidaklah
beriman seorang hamba sehingga dia mencintai tetangganya sebagaimana dia
mencintai dirinya sendiri.” (HR. Muslim dan Abu Ya’la: 2967).
Mustahil jika ada
seseorang yang mengatakan bahwa dia dapat hidup sendiri tanpa orang lain.
Manusia adalah makhluk social yang diciptakan Allah sehingga kehidupannya tidak
akan lepas dari interaksi dengan orang lain. Baik ayah, ibu, isteri, suami,
anak, saudara, teman, tetangga dan relasi lainnya. Dalam berinteraksi,
pergesekan akan sangat mungkin terjadi. Jika tidak diantisipasi, hal ini dapat
menimbulkan konflik. Dalam bertetangga misalnya, jika seseorang tidak
berhati-hati dalam bersikap dan berucap, maka bukan tidak mungkin kesalahpaham
akan terjadi. Karena masing-masing individu memiliki perbedaan-perbedaan yang
jika kita tidak menghargai perbedaan tersebut,dan saling ingin menang sendiri,
merasa baik sendiri, merasa benar sendiri, maka tali persaudaraan pasti akan terputus,
dan kerukunan tidak akan bisa terjalin baik, maka hadis tersebut menginngatkan
kita agar lebih bisa memposisikan diri kita sebagai orang yang lebih bisa
menghargai dan berusaha untuk bisa berbuat baik, dengan tanpa meninggalkan
batas-batas norma agama dan social yang berlaku .
Tidak ada komentar